Makin Eratnya Hubungan Indonesia-Korea Selatan
Pada 8 April 2015, Duta Besar RI, Seoul Korea Selatan,
John A. Prasetio didampingi Wakil Kepala Perwakilan RI dan Minister Counsellor
Politik telah mengadakan pertemuan dengan Deputy Prime Minister H.E. Hwang
Woo-yea yang didampingi oleh Director General for Social Policy Mr. Kidong
Song, Ministry of Education, Deputy Director General Ministry of Foreign
Affairs Mr. Ryu Jeong-hyun, dan Director International Education Cooperation
Division Ms. Park Jiyoung. Pertemuan dimaksudkan untuk memupuk dan terus
meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral RI-Republik Korea.
Mengawali pertemuan, Dubes RI menyampaikan salam hangat
Presiden Jokowi kepada Presiden Park Geun-hyee dan Deputy Prime Minister serta
berharap hubungan dan kerjasama bilateral yang telah terjalin sangat baik
selama ini dapat lebih diperkuat dan ditingkatkan. Republik Korea merupakan
mitra yang sangat penting bagi Indonesia. Kerjasama kedua negara terus tumbuh
dan berkembang secara signifikan di berbagai bidang seperti ekonomi, investasi,
perdagangan, pariwisata. Kedua negara merupakan mitra Strategis yang perlu
terus bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kerjasama tersebut ke level
yang lebih tinggi.
Deputy Prime Minister memandang Indonesia sangat penting.
Indonesia adalah negara besar. Potensi peningkatan kerjasama bilateral kedua
negara masih terbuka lebar. Deputy Prime Minister sepakat pentingnya
upaya-upaya untuk lebih memperkuat hubungan dan kerjasama kedua negara
diantaranya melalui peningkatan kerjasama antar generasi muda, pendidikan dan
kebudayaan. Deputy Prime Minister menyampaikan rencananya untuk berkunjung ke
Indonesia dalam rangka menghadiri Commemoration of the 60th Anniversary of the
Asian African Conference and the 10th Anniversary of the New Asian-African
Strategic Partnership (NAASP), KTT AA dan PTM AA, pada April 2015.
Sebagai informasi, hubungan ekonomi, perdagangan,
investasi dan pariwisata Indonesia-Republik Korea cukup signifikan. Pada tahun
2014 (Januari-Desember) nilai perdagangan sebesar USD 23,7 milyar. Dari total
USD 23,7 milyar, USD 11,4 milyar adalah ekspor Indonesia sementara USD 12,3
milyar nilai impor Indonesia dari Korea Selatan. Di bidang investasi, izin
prinsip investasi yang dikeluarkan oleh BKPM selama 2014 untuk investasi dari
Republik Korea mencapai sebesar USD 126,95 juta (Rp. 1,53 trilyun). Sementara
itu di bidang pariwisata, jumlah wisatawan Republik Korea yang berkunjung ke
Indonesia selama Januari-Desember 2014 tercatat mencapai 328.122 orang.
Selain itu terdapat banyak proyek yang sedang dalam
persiapan dan atau berjalan, diantaranya CNG Package Project senilai US$5-6
milyar, Sumsel-6 Mine Mouth Coal-fired project 600 MW senilai US$1,02 milyar,
Proyek Jembatan Batam-Bintan senilai US$334 juta, Agro-based Multi Industry
Cluster project senilai US$11 juta, Proyek kereta api Bengkulu-Muara Enim dan
Port project dengan skema PPP senilai US$3,3 milyar, Pilot Project for the
Ciliwung River Restoration senilai US$9 juta dengan konsep pembangunan sewage
treatment facility, educational centre dan eco-friendly facility. (KBRI Seoul)
Analisis
Bilateral
Indonesia – Korea Selatan
Politik
Dari
sisi lingkaran konsentris Politik Luar Negeri RI, Korea Selatan yang terletak
di kawasan Asia Timur berada di lingkar kedua setelah ASEAN. Korea Selatan
merupakan salah satu mitra strategis yang penting bagi Indonesia. Hubungan dan
kerja sama bilateral kedua negara meningkat tajam dalam dekade terakhir ini
terutama sejak kedua negara memasuki kemitraan strategis yang ditandai dengan
penandatanganan Joint Declaration on Strategic Partnership oleh Presiden RI
Soesilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korsel Roh Moo Hyun pada tanggal 4
Desember 2006 di Jakarta. Joint Declaration mencakup 3 (tiga) pilar kerjasama,
yaitu: 1) kerjasama politik dan keamanan
2) kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi dan 3) kerjasama sosial budaya.
Ekonomi
Presiden
Republik Indonesia dan Presiden Republik Korea telah menandatangani the Joint
Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in
the 21st Century di Jakarta pada tanggal 4-5 Desember 2006. Joint declaration
tersebut meliputi 3 pilar tersebut. Joint declaration tersebut mendorong kedua
negara untuk lebih mempererat persahabatan dan menciptakan kerjasama yang lebih
kongkrit. Sejak saat itu, tren investasi dan perdagangan antara kedua negara
terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Sosial
Budaya
Di
sektor sosial budaya terdapat sejumlah program saling kunjung antara kelompok
seni budaya kedua negara. Korsel sangat aktif menyelenggarakan berbagai
kegiatan promosi budaya internasional di berbagai kota di Korea dan kesempatan
ini telah dimanfaatkan oleh sejumlah kelompok seni tari dan budayawan Indonesia
untuk berpromosi di negeri ginseng ini. Beberapa ajang promosi budaya yang
cukup besar di Korsel adalah Korea Travel Fair, Hi Seoul, Busan Travel Fair,
Busan Film Festival dan lainnya.
Ketenagakerjaan
Korea
Selatan sebagai negara industri memerlukan berbagai sumber daya, tidak hanya
sumber daya alam yang sebagian diimpor karena sangat sedikitnya sumber daya
alam Korsel, negara ini juga mendatangkan tenaga kerja asing untuk menjalankan
mesin-mesin industrinya. Disamping kurangnya angkatan kerja yang tersedia,
masyarakat Korsel yang sudah mempunyai tingkat kemakmuran yang tinggi umumnya
kurang berminat untuk bekerja di sektor industri terutama bagian pekerjaan yang
berkategori dangerous, dirty dan difficult (3D). Untuk memenuhi kebutuhan
sektor industri yang sebagian besar adalah usaha kecil dan menengah maka dibukalah
pintu masuk bagi tenaga kerja asing. Sampai saat ini terdapat 15 negara
termasuk Indonesia yang mengirimkan tenaga kerjanya ke negeri ginseng ini.
Kesimpulan
Indonesia
masih menjadi bangsa yang punya peran dan posisi penting bagi bangsa lain.
Peran Indonesia di masa lalu sebagai salah satu bangsa pelopor Gerakan Non-Blok
masih sangat diingat oleh dunia internasional. Selain itu, peran Indonesia
dalam membantu menyelesaikan permasalahan dan pertingkaian antar negara, juga
masih menjadi perhatian banyak negara termasuk Korea Selatan yang menganggap
Indonesia bisa membantunya dalam menyelesaikan permasalahan Semenanjung Korea.
Sumber
Kenanda
Queenta Mulya
14213795
2EA16