Selasa, 21 April 2015

Makin Eratnya Hubungan Indonesia-Korea Selatan

Pada 8 April 2015, Duta Besar RI, Seoul Korea Selatan, John A. Prasetio didampingi Wakil Kepala Perwakilan RI dan Minister Counsellor Politik telah mengadakan pertemuan dengan Deputy Prime Minister H.E. Hwang Woo-yea yang didampingi oleh Director General for Social Policy Mr. Kidong Song, Ministry of Education, Deputy Director General Ministry of Foreign Affairs Mr. Ryu Jeong-hyun, dan Director International Education Cooperation Division Ms. Park Jiyoung. Pertemuan dimaksudkan untuk memupuk dan terus meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral RI-Republik Korea.
Mengawali pertemuan, Dubes RI menyampaikan salam hangat Presiden Jokowi kepada Presiden Park Geun-hyee dan Deputy Prime Minister serta berharap hubungan dan kerjasama bilateral yang telah terjalin sangat baik selama ini dapat lebih diperkuat dan ditingkatkan. Republik Korea merupakan mitra yang sangat penting bagi Indonesia. Kerjasama kedua negara terus tumbuh dan berkembang secara signifikan di berbagai bidang seperti ekonomi, investasi, perdagangan, pariwisata. Kedua negara merupakan mitra Strategis yang perlu terus bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kerjasama tersebut ke level yang lebih tinggi.
Deputy Prime Minister memandang Indonesia sangat penting. Indonesia adalah negara besar. Potensi peningkatan kerjasama bilateral kedua negara masih terbuka lebar. Deputy Prime Minister sepakat pentingnya upaya-upaya untuk lebih memperkuat hubungan dan kerjasama kedua negara diantaranya melalui peningkatan kerjasama antar generasi muda, pendidikan dan kebudayaan. Deputy Prime Minister menyampaikan rencananya untuk berkunjung ke Indonesia dalam rangka menghadiri Commemoration of the 60th Anniversary of the Asian African Conference and the 10th Anniversary of the New Asian-African Strategic Partnership (NAASP), KTT AA dan PTM AA, pada April 2015.
Sebagai informasi, hubungan ekonomi, perdagangan, investasi dan pariwisata Indonesia-Republik Korea cukup signifikan. Pada tahun 2014 (Januari-Desember) nilai perdagangan sebesar USD 23,7 milyar. Dari total USD 23,7 milyar, USD 11,4 milyar adalah ekspor Indonesia sementara USD 12,3 milyar nilai impor Indonesia dari Korea Selatan. Di bidang investasi, izin prinsip investasi yang dikeluarkan oleh BKPM selama 2014 untuk investasi dari Republik Korea mencapai sebesar USD 126,95 juta (Rp. 1,53 trilyun). Sementara itu di bidang pariwisata, jumlah wisatawan Republik Korea yang berkunjung ke Indonesia selama Januari-Desember 2014 tercatat mencapai 328.122 orang.
Selain itu terdapat banyak proyek yang sedang dalam persiapan dan atau berjalan, diantaranya CNG Package Project senilai US$5-6 milyar, Sumsel-6 Mine Mouth Coal-fired project 600 MW senilai US$1,02 milyar, Proyek Jembatan Batam-Bintan senilai US$334 juta, Agro-based Multi Industry Cluster project senilai US$11 juta, Proyek kereta api Bengkulu-Muara Enim dan Port project dengan skema PPP senilai US$3,3 milyar, Pilot Project for the Ciliwung River Restoration senilai US$9 juta dengan konsep pembangunan sewage treatment facility, educational centre dan eco-friendly facility. (KBRI Seoul)

Analisis
Bilateral Indonesia – Korea Selatan
Politik
Dari sisi lingkaran konsentris Politik Luar Negeri RI, Korea Selatan yang terletak di kawasan Asia Timur berada di lingkar kedua setelah ASEAN. Korea Selatan merupakan salah satu mitra strategis yang penting bagi Indonesia. Hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara meningkat tajam dalam dekade terakhir ini terutama sejak kedua negara memasuki kemitraan strategis yang ditandai dengan penandatanganan Joint Declaration on Strategic Partnership oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korsel Roh Moo Hyun pada tanggal 4 Desember 2006 di Jakarta. Joint Declaration mencakup 3 (tiga) pilar kerjasama, yaitu: 1) kerjasama politik dan keamanan  2) kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi  dan 3) kerjasama sosial budaya.
Ekonomi
Presiden Republik Indonesia dan Presiden Republik Korea telah menandatangani the Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century di Jakarta pada tanggal 4-5 Desember 2006. Joint declaration tersebut meliputi 3 pilar tersebut. Joint declaration tersebut mendorong kedua negara untuk lebih mempererat persahabatan dan menciptakan kerjasama yang lebih kongkrit. Sejak saat itu, tren investasi dan perdagangan antara kedua negara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Sosial Budaya
Di sektor sosial budaya terdapat sejumlah program saling kunjung antara kelompok seni budaya kedua negara. Korsel sangat aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan promosi budaya internasional di berbagai kota di Korea dan kesempatan ini telah dimanfaatkan oleh sejumlah kelompok seni tari dan budayawan Indonesia untuk berpromosi di negeri ginseng ini. Beberapa ajang promosi budaya yang cukup besar di Korsel adalah Korea Travel Fair, Hi Seoul, Busan Travel Fair, Busan Film Festival dan lainnya.
Ketenagakerjaan
Korea Selatan sebagai negara industri memerlukan berbagai sumber daya, tidak hanya sumber daya alam yang sebagian diimpor karena sangat sedikitnya sumber daya alam Korsel, negara ini juga mendatangkan tenaga kerja asing untuk menjalankan mesin-mesin industrinya. Disamping kurangnya angkatan kerja yang tersedia, masyarakat Korsel yang sudah mempunyai tingkat kemakmuran yang tinggi umumnya kurang berminat untuk bekerja di sektor industri terutama bagian pekerjaan yang berkategori dangerous, dirty dan difficult (3D). Untuk memenuhi kebutuhan sektor industri yang sebagian besar adalah usaha kecil dan menengah maka dibukalah pintu masuk bagi tenaga kerja asing. Sampai saat ini terdapat 15 negara termasuk Indonesia yang mengirimkan tenaga kerjanya ke negeri ginseng ini.

Kesimpulan
Indonesia masih menjadi bangsa yang punya peran dan posisi penting bagi bangsa lain. Peran Indonesia di masa lalu sebagai salah satu bangsa pelopor Gerakan Non-Blok masih sangat diingat oleh dunia internasional. Selain itu, peran Indonesia dalam membantu menyelesaikan permasalahan dan pertingkaian antar negara, juga masih menjadi perhatian banyak negara termasuk Korea Selatan yang menganggap Indonesia bisa membantunya dalam menyelesaikan permasalahan Semenanjung Korea.

Sumber


Kenanda Queenta Mulya
14213795
2EA16